Baru
ngerasain akhirnya kejamnya dunia kerja, walau ngga tau lebih kejam mana sama
kamu yang pergi tanpa alasan dan tak berperasaan. Selama ini gua cuma denger
dari temen-temen gua doang tentang mereka yang dizhalimi di dunia kerja.
Mulai dari yang pas lagi tidur mangap terus di
foto, terus ketahuan ngerokok di wc, celana yang di gunting karena di beggie
sampai kucing-kucingan gara-gara ada razia rambut.
Gua sekarang
lagi ngajar pramuka di salah satu sd negeri, banyak suka duka yang sudah gua
rasain pas ngajar di sini selama hampir 7 bulan. Enaknya mulai dari masuk yang cuman
hari sabtu dan jam ngajarnya yang hanya 1,5 jam. Tapi ngga enaknya, gua harus
ngajar 5 kelas dalam waktu 1,5 jam itu dan gua cuman S E N D I R I A N.
Selain
itu juga namanya anak-anak ya bandelnya ya astaga rasanya monang akutu. Tiap gua
ngajar ada aja yang berantem, mulai dari hal sepele kaya yang dikatain kaos
kakinya panjang sebelah, bapaknya dikatain tainya bulet-bulet, yang murid
cowonya salah jawab pas murid cewenya nanya “aku gendutan apa ngga” atau “aku
ama dia cantikan siapa”, terus gara-gara cowonya lebih milih maen futsal,
chatnya lama dibalesnya, pas jalan bajunya ngga couple-an, dan banyak lagi
lainnya.
Gua sempet
bingung gimana caranya buat nyuruh murid gua yang lima kelas itu buat ngga ada
yang berantem selama pramuka berlangsung. Seperti saat ini, dimana di depan gua
sudah ada anak-anak yang bersiap mengikuti kegiatan pramuka, tapi pemandangan
yang gua lihat di depan gua bukan anak-anak yang berbaris dengan rapi dan tertib
melainkan seperti medan pertempuran saat rakyat Indonesia bertempur menghadapi
serdadu belanda.
Beberapa
anak mengikatkan dasi pramuka yang merah putih di kepalanya dan mengikrarkan
diri sebagai rakyat Indonesia yang siap untuk mati syahid, sedangkan di hadapan
mereka sudah ada juga beberapa anak yang menggulung lengan bajunya hingga
lengan dan menyebut mereka sebagai serdadu belanda. Yang perempuan menjadi
perawat ketika ada yang terluka, namun ada beberapa yang ikut bertempur dengan
alasan emansipasi wanita.
Gua hanya
termenung menyaksikan yang terjadi di hadapan gua sekarang, hingga gua jatuh
terduduk dan tertunduk. Anak-anak langsung hening seketika saat melihat gua
tertunduk, seluruh pandangan mata seakan tertuju kesini, suara yang terdengar
pun hanya semilir angin yang membuat suasana makin terasa menegangkan.
Gua tegakkan
kepala, dan pandangan gua menatap mereka satu-persatu dari ujung hingga ujung. Terlihat
jelas rona ketegangan di wajah mereka, lantas gua beranjak berdiri lalu gua
kumpulkan tenaga hingga menjadi sebuah kekuatan, lalu gua berteriak dengan
lantang dan tegas “ Mulaiiiii !!!!”. pertempuran pun langsung pecah diantara kedua belah pihak dan gua duduk kembali menyaksikan siapakah yang akan memenangkan
pertempuran ini.
Setelah
habis sudah sepiring ketoprak yang gua makan, maka berakhir juga dengan
pertempuran tersebut yang di menangkan oleh pihak Indonesia. Terlihat dari
berbagai sudut bergelimpangan korban yang jatuh dari serdadu belanda, namun tak
sedikit juga korban yang jatuh dari rakyat Indonesia. Para perawat pun mulai
bertebaran untuk memberikan pertolongan kepada para korban yang membutuhkan.
Setelah
selesai semuanya, gua kumpulkan mereka dan gua suruh duduk. Gua suruh mereka
untuk diam, lalu gua mulai membuka pembicaraan, “kakak, punya sebuah cerita
yang menyeramkan tentang mereka anak-anak yang bandel, yang susah diatur,
melawan orang tua, tidak menghormati guru, tidak suka belajar dan enggan ikut
pramuka. Kalian mau dengar?” tanya gua yang dijawab dengan serentak oleh mereka
semua “ Tidaaaaaakkkkkk !!!!”, disitu rasanya gua mau nangis .
Gua mulai
melanjutkan cerita “ ini sebuah kisah nyata, dahulu ada seorang anak bernama
bob. Dia anak kelas 5 SD, dia setiap hari di sekolah selalu menjahili temannya,
jika disuruh orang tuanya dia melawan dan jika disuruh gurunya juga dia enggan
dan pramuka pun dia malas-malasan. Bob punya sahabat yang bernama putera, putera
ini punya sifat yang berbeda dari bob, dia anak yang baik, rajin belajar, hobi
menggambar, berbakti kepada orang tua, patuh kepada guru, serta semangat ikut
pramuka.” Gua berhenti sejenak, dan gua lihat anak-anak terdiam menunggu
kelanjutan ceritanya.
“walaupun
mempunyai sifat yang berbeda, namun mereka bersahabat hingga kini mereka
beranjak dewasa. Hingga tiba pada suatu saat mereka jatuh cinta kepada satu
wanita yang sama. Disini persahabatan mereka di uji, tapi mereka akhirnya
sepakat untuk menyampaikan perasaan mereka bersama-sama kepada wanita tersebut
dan menerima setiap keputusan yang terjadi. Hingga akhirnya mereka menyampaikan
perasaan itu ke wanita tersebut dan ternyata wanita itu memilih putera dengan
alasan putera anak yang baik, tidak seperti bob. Bob bersedih, namun dia harus
berbesar hati untuk menerima keputusan itu dan demi tetap menjaga hubungan
persahabatannya. Putera berbahagia dengan wanitanya, kemana-mana selalu
bersama. Bob makin menderita, dia makin galau tak berkesudahan dan akhirnya
jatuh sakit dalam penderitaan.” Gua mengambil nafas sejenak dan anak-anak masih
fokus menanti apa yang akan gua ceritakan.
“nah,
dari cerita diatas kalian bisa mengambil sebuah pelajaran penting. Jika kalian
saat ini masih tetap bandel, tidak berbuat baik dan tidak rajin pramuka maka
nasib kalian akan sama dengan apa yang terjadi dengan si bob. Dimana kalian
akan “fall in love with people you can’t have”, dan jika itu terjadi kalian
akan merasakan penderitaan seperti bob yang menyedihkan. Maka dari itu mulai saat
ini jadilah anak baik agar besarnya kita tidak merasakan “fall in love with people we can’t
have” dengan orang yang kita sukai” murid gua setelah mendengar cerita itu
menangis dengan berbagai ekspresi, mulai dari yang sesenggukan, ada yang
membenamkan kepala dalam pelukannya sendiri, ada yang berteriak-teriak seakan
dia merasakan penderitaan yang sama dengan bob rasakan, ada yang
berguling-guling bahkan ada yang tersenyum tapi dalam hatinya menangis.
Gua memandangi
semua ekspresi yang ditunjukan oleh murid gua, gua biarkan mereka menumpahkan
segala apa yang mereka rasakan jika mereka menjadi si bob, gua lalu berbalik membelakangi
mereka dan menyeka air mata yang keluar dari kedua sudut mata.
~TamaT~
No comments:
Post a Comment