Biar Tangan Yang Bercerita

Thursday, April 20, 2017

SENIOOOR !!!!


Baru ngerasain akhirnya kejamnya dunia kerja, walau ngga tau lebih kejam mana sama kamu yang pergi tanpa alasan dan tak berperasaan. Selama ini gua cuma denger dari temen-temen gua doang tentang mereka yang dizhalimi di dunia kerja.

 Mulai dari yang pas lagi tidur mangap terus di foto, terus ketahuan ngerokok di wc, celana yang di gunting karena di beggie sampai kucing-kucingan gara-gara ada razia rambut.

Gua sekarang lagi ngajar pramuka di salah satu sd negeri, banyak suka duka yang sudah gua rasain pas ngajar di sini selama hampir 7 bulan. Enaknya mulai dari masuk yang cuman hari sabtu dan jam ngajarnya yang hanya 1,5 jam. Tapi ngga enaknya, gua harus ngajar 5 kelas dalam waktu 1,5 jam itu dan gua cuman S E N D I R I A N.

Selain itu juga namanya anak-anak ya bandelnya ya astaga rasanya monang akutu. Tiap gua ngajar ada aja yang berantem, mulai dari hal sepele kaya yang dikatain kaos kakinya panjang sebelah, bapaknya dikatain tainya bulet-bulet, yang murid cowonya salah jawab pas murid cewenya nanya “aku gendutan apa ngga” atau “aku ama dia cantikan siapa”, terus gara-gara cowonya lebih milih maen futsal, chatnya lama dibalesnya, pas jalan bajunya ngga couple-an, dan banyak lagi lainnya.

Gua sempet bingung gimana caranya buat nyuruh murid gua yang lima kelas itu buat ngga ada yang berantem selama pramuka berlangsung. Seperti saat ini, dimana di depan gua sudah ada anak-anak yang bersiap mengikuti kegiatan pramuka, tapi pemandangan yang gua lihat di depan gua bukan anak-anak yang berbaris dengan rapi dan tertib melainkan seperti medan pertempuran saat rakyat Indonesia bertempur menghadapi serdadu belanda.

Beberapa anak mengikatkan dasi pramuka yang merah putih di kepalanya dan mengikrarkan diri sebagai rakyat Indonesia yang siap untuk mati syahid, sedangkan di hadapan mereka sudah ada juga beberapa anak yang menggulung lengan bajunya hingga lengan dan menyebut mereka sebagai serdadu belanda. Yang perempuan menjadi perawat ketika ada yang terluka, namun ada beberapa yang ikut bertempur dengan alasan emansipasi wanita.

Gua hanya termenung menyaksikan yang terjadi di hadapan gua sekarang, hingga gua jatuh terduduk dan tertunduk. Anak-anak langsung hening seketika saat melihat gua tertunduk, seluruh pandangan mata seakan tertuju kesini, suara yang terdengar pun hanya semilir angin yang membuat suasana makin terasa menegangkan.

Gua tegakkan kepala, dan pandangan gua menatap mereka satu-persatu dari ujung hingga ujung. Terlihat jelas rona ketegangan di wajah mereka, lantas gua beranjak berdiri lalu gua kumpulkan tenaga hingga menjadi sebuah kekuatan, lalu gua berteriak dengan lantang dan tegas “ Mulaiiiii !!!!”. pertempuran pun langsung pecah diantara kedua belah pihak dan gua duduk kembali menyaksikan siapakah yang akan memenangkan pertempuran ini.

Setelah habis sudah sepiring ketoprak yang gua makan, maka berakhir juga dengan pertempuran tersebut yang di menangkan oleh pihak Indonesia. Terlihat dari berbagai sudut bergelimpangan korban yang jatuh dari serdadu belanda, namun tak sedikit juga korban yang jatuh dari rakyat Indonesia. Para perawat pun mulai bertebaran untuk memberikan pertolongan kepada para korban yang membutuhkan.

Setelah selesai semuanya, gua kumpulkan mereka dan gua suruh duduk. Gua suruh mereka untuk diam, lalu gua mulai membuka pembicaraan, “kakak, punya sebuah cerita yang menyeramkan tentang mereka anak-anak yang bandel, yang susah diatur, melawan orang tua, tidak menghormati guru, tidak suka belajar dan enggan ikut pramuka. Kalian mau dengar?” tanya gua yang dijawab dengan serentak oleh mereka semua “ Tidaaaaaakkkkkk !!!!”, disitu rasanya gua mau nangis .

Gua mulai melanjutkan cerita “ ini sebuah kisah nyata, dahulu ada seorang anak bernama bob. Dia anak kelas 5 SD, dia setiap hari di sekolah selalu menjahili temannya, jika disuruh orang tuanya dia melawan dan jika disuruh gurunya juga dia enggan dan pramuka pun dia malas-malasan. Bob punya sahabat yang bernama putera, putera ini punya sifat yang berbeda dari bob, dia anak yang baik, rajin belajar, hobi menggambar, berbakti kepada orang tua, patuh kepada guru, serta semangat ikut pramuka.” Gua berhenti sejenak, dan gua lihat anak-anak terdiam menunggu kelanjutan ceritanya.

“walaupun mempunyai sifat yang berbeda, namun mereka bersahabat hingga kini mereka beranjak dewasa. Hingga tiba pada suatu saat mereka jatuh cinta kepada satu wanita yang sama. Disini persahabatan mereka di uji, tapi mereka akhirnya sepakat untuk menyampaikan perasaan mereka bersama-sama kepada wanita tersebut dan menerima setiap keputusan yang terjadi. Hingga akhirnya mereka menyampaikan perasaan itu ke wanita tersebut dan ternyata wanita itu memilih putera dengan alasan putera anak yang baik, tidak seperti bob. Bob bersedih, namun dia harus berbesar hati untuk menerima keputusan itu dan demi tetap menjaga hubungan persahabatannya. Putera berbahagia dengan wanitanya, kemana-mana selalu bersama. Bob makin menderita, dia makin galau tak berkesudahan dan akhirnya jatuh sakit dalam penderitaan.” Gua mengambil nafas sejenak dan anak-anak masih fokus menanti apa yang akan gua ceritakan.

“nah, dari cerita diatas kalian bisa mengambil sebuah pelajaran penting. Jika kalian saat ini masih tetap bandel, tidak berbuat baik dan tidak rajin pramuka maka nasib kalian akan sama dengan apa yang terjadi dengan si bob. Dimana kalian akan “fall in love with people you can’t have”, dan jika itu terjadi kalian akan merasakan penderitaan seperti bob yang menyedihkan. Maka dari itu mulai saat ini jadilah anak baik agar besarnya kita tidak merasakan “fall in love with people we can’t have” dengan orang yang kita sukai” murid gua setelah mendengar cerita itu menangis dengan berbagai ekspresi, mulai dari yang sesenggukan, ada yang membenamkan kepala dalam pelukannya sendiri, ada yang berteriak-teriak seakan dia merasakan penderitaan yang sama dengan bob rasakan, ada yang berguling-guling bahkan ada yang tersenyum tapi dalam hatinya menangis.

Gua memandangi semua ekspresi yang ditunjukan oleh murid gua, gua biarkan mereka menumpahkan segala apa yang mereka rasakan jika mereka menjadi si bob, gua lalu berbalik membelakangi mereka dan menyeka air mata yang keluar dari kedua sudut mata.


~TamaT~


No comments:

Post a Comment